Kamis, 19 Maret 2020

Resume evaluasi pembelajaran bahasa indonesia

RESUME EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Tentang :
“ASESMEN KETERAMPILAN BERBAHASA DAN BERSASTRA”

Disusun oleh :
RIZQOTUS SA’DIYAH (17188201034)

Dosen Pembimbing :
M. Bayu Firmansyah, S.S, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
PASURUAN

Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan

Asesmen keterampilan berbahasa meliputi asesmen keterampilan mendengarkan, asesmen keterampilan berbicara, asesmen keterampilan membaca, dan asesmen keterampilan menulis. Asesmen keterampilan mendengarkan merupakan kemampuan yang memungkinkan seseorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa secara lisan. Mendengarkan merupakan proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasai serta interpretasi untuk memperolah informasi, menangkap isi, atau pesan serta memahami makna komunikasi antara sesama pemakai bahasa. Tanpa kemampuan mendengarkan yang baik, akan terjadi banyak kesalahpahaman dalam komunikasi antara sesama pemakai bahasa, terutama bila tujuan penyelenggaraannya adalah penguasaan kemampuan berbahasa selengkapnya. Dalam pembelajaran bahasa semacam itu, perkembangan dan tingkat penguasaan kemampuan mendengarkan perlu dipantau dan diukur melalui penyelenggaraan asesmen mendengarkan. Kemampuan mendengarkan bukan berupa kemampuan untuk mengenal dan membedakan bunyi bahasa saja. Kemampuan mendengarkan terkait dengan kemampuan untuk memahami makna suatu bentuk penggunaan bahasa yang diungkapkan secara lisan. Kemampuan memahami makna bahasa lisan itulah yang merupakan sasaran dari tes mendengarkan. Dengan demikian, asesmen mendengarkan lebih banyak diarahkan pada kemampuan untuk memahami makna suatu bentuk penggunaan bahasa yang diungkapkan secara lisan. Beberapa bentuk asesmen mendengarkan adalah pertama identifikasi peristiwa atau kejadian, identifikasi tema cerita, identifikasi topik percakapan, menjawab pertanyaan wacana, merumuskan inti wacana, dan menceritakan kembali. Asesmen keterampilan berbicara merupakan kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran gagasan dan perasaan. Berbicara merupakan sesuatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan yang kelihatan yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringa otot tubuh manusian demi maksud dan tujuan gagasan yang dikombinasikan. Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Bentuk-bentuk asesmen berbicara tersebut antara lain: berbicara singkat berdasarkan gambar, wawancara, menceritakan kembali, pidato atau berbicara bebas, percakapan terpimpin, dan diskusi. Asesmen keterampilan membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang meliputi proses fisik dan psikologis. Tujuan pembelajaran membaca dapat pada proses membaca itu sendiri, dan dapat pula pada hasil yang dicapai melalui kegiatan membaca tersebut. Tingkatan kognitif dalam asesme kemampuan membaca dapat dibuat secara berjenjang. Berikut ini tingkatan menurut bloom. Taksonomi bloom pada domain kognitif berupa enam tingkat kognisi, yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dari taksonomi ini. dapat disusun taksonomi membaca menjadi tingkat literasi, interpretatif dan krisis/kreatif. Berikut ini merupakan garis besar perpaduan tingkat kognitif dari bloom dengan tingkat aktivitas membaca. Membaca literasi meliputi pengetahuan dan pemahaman, membaca interpretatif meliputi terapan sedangkan membaca kreatif meliputi analisis, sintesis dan evaluasi. Asesmen keterampilan menulis. Untuk mengetahui kemampuan menulis seseorang diperlukan adanya asesmen dengan menggunakan alat ukur tes menulis. Dalam tes menulis. Unsur kebahasaan merupakan aspek penting yang perlu dicermati, disamping isi pesan yang diungkapkan yang merupakan inti dari hakikat sebagai bentuk penggunaan bahasa yang aktif-produktif. Tes menulis dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain pendekatan diskret, pendekatan integratif, dan pendekatan pragmatik atau komunikatif. Asesmen kemampuan menulis dapat dibuat dalam beberapa bentuk seperti tes unsur-unsur kemampuan menulis, menulis reproduksi, dan menulis produksi
Asesmen aspek kesastraan, jelas bahwa pembelajaran tentang sastra tidak hanya dimaksudkan agar siswa memiliki pengetahuan tentang sastra tetapi dengan pembelajaran sastra ini diharapkan siswa benar-benar memiliki sifat dan sikap apresiatif terhadap karya sastra bangsanya. Asesmen penguasaan aspek kesastraan dapat disusun secara bertingkat mulai dari tingkat ingatan sampai dengan evaluasi. Asesmen penguasaan satra tingkat ingatan sekedar menghendaki siswa untuk mengungkapkan kembali kemampuan ingatannya yang berhubungan dengan fakta, konsep, pengertian, definisi, deskripsi, dan sebagainya. Asesmen keterampilan mendengarkan, kemampuan mendengarkan adalah kemampuan memahami gagasan pihak lain yang disampaikan lewat suara, baik langsung maupun tidak langsung lewat media tertentu. Untuk keperluan ini, siswa harus benar-banar diberi tugas untuk mendengarkan tuturan bahasa, entah yang berwujud penuturan langsung atau penuturan lewat media elektronika tertentu, dan kemuadian diminta untuk menampilkan hasil pemahamannya dengan mempergunakan indikator-indikator tertentu. Pelaksanaan pengukuran kemampuan mendengarkan dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran dan dilakukan secara khusus yang sengaja dirancang untuk maksud itu. Asesmen keterampilan berbicara, kemampuan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara lisan. Asesmen keterampilan membaca, kemampuan membaca adalah kemampuan memahami gagasan pihak lain yang disampaikan lewat tulisan. Asesmen keterampilan menulis, kemampuan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara tertulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar