Jumat, 04 Oktober 2019

Proses kreatif sastra

Nama : Rizqotus Sa'diyah
Nim : 17188201034
Matkul : psikologi sastra
Dosen pengampu : M. Bayu Firmansyah, S.S, M.Pd

Proses kreatif sastra
Proses kreatif merupakan sebuah proses yang dilalui seorang pengarang dalam menghasilkan sebuah karya sastra. Seorang pengarang tidak akan bisa membuat karya sastra seperti puisi atau prosa tanpa melalui tahapan proses. Penciptaanya seperti pengumpulan ide, pengembangan ide, dan penyempurnaan ide (Eneste, 1982: iv). Kata proses dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008: 1106) berarti rangkaian tindakan atau tahapan dalam menghasilkan sebuah produk. Kata kreatif dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008: 739) berarti memiliki daya cipta; memliki kemampuan untuk mencipta. Dalam KBBI (2008: 299) kata daya berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak. Sedangkan cipta berarti kemampuan pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru. Daya cipta berarti kemampuan untuk bertindak dalam menghasilkan sesuatu yang baru. Dapat disimpulkan bahwa proses kreatif adalah rangkaian perbuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk yang baru. Wellek dan Werren (dalam Siswanto, 2008: 25) mengungkapkan bahwa proses kreatif meliputi seluruh tahapan, mulai dari dorongan bawah sadar yang melahirkan karya sampai pada perbaikan terakhir yang dilakukan pengarang.
Ada beberapa golongan keadaan jiwa yang dapat mendorong lahirnya proses kreatif sastrawan, yaitu (1) jiwa sedang iba (terenyuh), yaitu keadaan psikis sastrawan merasa kasihan terhadap sebuah fenomena. Manakalah sastrawan menyaksikan kejadian yang menyayat hati, menyentuh rasa, mungkin akan segera lahir proses kreatif yang dalam; (2) jiwa sastrawan sedang geram, artinya dalam keadaan marah, tidak menentu. Suasana semacam ini mungkin muncul kemarahan dalam karyanya. Proses kreatif yang akan hadir adalah bahasa-bahasa kasar, akan hadir dalam karyanya. Keadaan psikis ini akan mempercepat pula proses terjadinyakarya sastra; (3) jiwa merasa kagum, artinya ada rasa heran, penuh tanda tanya, ada rasa keagungan. Pada suasana semacam ini, sastrawan hendak menyampaikan syukur, pantulan imajinatif ke arah profetif dan sejenisnya. Ketika suasana kejiwaan demikian akan menjadi sebuah inspirasi kritis bagi sastrawan. Inspirasi adalah daya dorong kuat psikis yang mengharuskan sastrawan berekspresi.
Gaya psikologis pengarang berbeda-beda. Semua karya akan membentuk tradisi khas. Ada pengarang yang membutuhkan ketenangan dan kesunyian, tetapi akan yang menulis di tengah keluarga atau keramaian sebuah cafe. Ada juga perilaku sensational, seperti menulis pada malam hari dan tidur pada siang hari.
Tahap-tahap dalam proses pemikiran kreatif, ada tiga diantaranya. Tahap pertama (persiapan) ialah tahap pengumpulan informasi dan data yang dibutuhkan, pengalaman-pengalaman yang mempersiapkan seseorang untuk melakukan tugas atau memecahkan masalah tertentu. Tahap kedua dari proses kreatif ialah tahap Iluminasi. Pada tahap iluminasi semua menjadi jelas (terang), tujuan tercapai, penulisan naskah dapat diselesaikan. Tahap ketiga ialah tahap verifikasi tinjauan secara kritis. Tujuan dari verifikasi ialah  menghasilkan suatu naskah yang siap untuk dikomunikasikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar