Selasa, 18 Desember 2018

Resume pengembangan media pembelajaran BI

NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

Bab 14

Pengembangan media pembelajaran BI

Pengajaran dan pembelajaran merupakan dua istilah yang dipakai untuk membedakan fokus aktivitas guru dan pembelajar di kelas. Agar materi pembelajaran dapat diserap oleh pembelajar sebanyak-banyaknya, guru harus melakukan berbagai usaha. Usaha yang harus di lakukan oleh guru adalah memberi porsi belajar kepada pembelajar lebih banyak, mempersiapkan materi pembelajaran secara rinci sebelumnya, mempersiapkan teknik dan strategi tertentu, mempersiapkan media dan alat pembelajaran tertentu, menciptakan suasana di kelas yang kondusif untuk belajar pembelajaran dan sebagainya.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa media adalah alat pembelajaran yang sudah di isi program, atau pembawa pesan yang berasal dari sumber pesan kepada penerima pesan. Program yang dimaksud adalah pesan berupa materi pembelajaran yang di susun untuk disampaikan kepada pembelajar dalam berbagai bentuk sajian agar mudah diserap oleh pembberupa, ada berbagai sifat media pembelajar, seperti media berupa garis, media berupa gambar, media berupa gerak, media berupa tulisan, dan media berupa suara, dari media-media itu yang sekarang banyak dikenal orang adalah sifat media, auditif, visual, audio visual.
Mengidentifikasi media yang sesuai dan mudah dikembangkan. Media pembelajaran yang akan dikembangkan tentu harus sesuai dengan karakter media yang dipilih serta kesesuaian media dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, ketersediaan media di tempat pembelajar belajar. Pembelajaran pada dasarnya ingin mengembangkan kompetensi pembelajar. Oleh karena itu, untuk mengembangkan kompetensi perlu penyerapan informasi berupa materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Tanpa penyerapan informasi secara baik, sangat sulit kompetensi dapat berkembang. Media pembelajaran harus mampu membantu memudahkan penyerapan informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Hal inilah pentingnya pemanfaatan media pembelajaran.

Rabu, 12 Desember 2018

Resume pendekatan, metode, teknik, dan strategi pembelajaran bahasa indonesia

NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

Bab 13

PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Terkadang guru-guru masih sering dibingungkan dengan permasalahan istilah pendekatan, metode, teknik dan strategi pembelajaran. Agar keruwetan itu dapat diselesaikan dan tidak menghambat tugas guru, secara sederhana akan dijelaskan. Untuk mempermudah para guru, yang pertama yaitu masalah pendekatan, pendekatan adalah asumsi teoritis yang berkaitan dengan hakikat bahasa, belajar bahasa dan pengajaran bahasa misalnya, hakikat bahasa dapat diartikan sebagai simbol-simbol bunyi yang bersifat arbitrer dan konversional. Yang kedua masalah metode, meAgar adalah rancang bangun pembelajaran yang satu sama lain tidak saling bertentangan untuk mencapai suatu tujuan. Yang ketiga masalah teknik, teknik adalah cara bagaimana seseorang melewati jalan yang sudah di pilih berdasarkan suatu asumsi tertentu, selain itu teknik bisa juga disebut sebagai cara bagaimana suatu tujuan dapat dicapai. Yang keempat masalah strategi, strategi adalah siasat untuk mencapai tujuan.
Komponen utama dalam PBI adalah guru, pembelajar, dan materi. Artinya, PBI yang utama adalah guru mengajarkan materi kepada pembelajar. Agar materi dapat diserap oleh pembelajar, guru berusaha semaksinal mungkin agar pembelajar "tahu, mampu, mahir berbahasa". Beberapa metode yang dapat dikategorikan  sebagai metode PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan)adalah sebagai berikut. Yang pertama metode kooperatif, kooperatif secara harfiah diartikan bekerja sama. Jadi metode kooperatif adalah jalan untuk mencapai tujuan dengan cara bekerja sama antara pembelajar satu dengan pembelajar yang lain. Agar metode kooperatif dapat diterapkan secara baik, teknik pembelajaran harus dikelolah dengan benar, ada beberapa teknik untuk menerapkan metode kooperatif yaitu mencari pasangan, bertukar pasangan, jigsaw paired storytelling. Yang kedua yaitu metode pembelajaran berbasis masalah (PBM), terdapat langkah-langkah yang harus dirancang untuk metode PBM, yang pertama, menentukan sasaran dan tujuan. Yang kedua yaitu memilih masalah secara tepat beserta situasinya.

Kamis, 06 Desember 2018

Resume Bab 12 Pengembangan materi pembelajaran bahasa indonesia

NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

Bab 12

Pengembangan materi pembelajaran bahasa indonesia

Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu pembelajar mencapai kompetensi atau tujuan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk "materi pokok". Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap.
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari pembelajaran dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Jenis-jenis materi pembelajaran terdiri atas pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Kriteria bahan ajar yang harus diperhatikan adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Atas dasar kedua kriteria tersebut, selanjutnya menentukan langkah pemilihan bahan ajar, yaitu mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, mengidentifikasi jenis-jenis materi ajar, memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi, dan memilih sumber bahan ajar.
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur)aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik, sebab nantinya jika sudah dibawa ke kelas, masing-masing jenis materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu pendekatan prosedural dan hierarkis. Sumber bahan ajar adalah tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Misal, pembelajar ditugasi untuk mencari koran, majalah, hasil penelitian, dan sebagainya.

Resume bab 11 menemukanntexstual teaching end learning dalam pbi

NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

Bab 11

menemukanntexstual teaching end learning dalam pbi

CTL (contexstual teaching ead learning) atau belajar dan mengajar berdasarkan pendekatan kontekstual pembelajaran yang merujuk pada keseluruhan situasi, latar belakang, atau lingkungan yang berhubungan dengan diri pembelajar. Pembelajaran secara kontekstual tidak sekadar agar pembelajar memahami konsep-konsep teoritis tetapi menjadikan pembelajar mempu menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, mampu menilai berbagai alternatif yang mungkin, mampu membuat pilihan, mampu mengembangkan rencana, mampu menganalisis informasi, mampu menciptakan solusi dan mampu menilai bukti-bukti secara kritis.
Pembelajaran bahasa indonesia dewasa ini memperkenalkan berbagai pendekatan, yaitu pendekatan komunikatif, pendekatan konstruktuvisme, pendekatan CTL. Pemikiran kritis adalah pemikiran yang mampu berfikir secara sistematis  untuk menemukan kebenaran dengan mengevaluasi  bukti-bukti, asumsi, logika, dan bahasa orang lain yang mendasari pernyataan orang lain tersebut. Pemikir kreatif adalah memikir yang mampu mempraktikkan asosiasi dan imajinasi secara bebas dalam menemukan cara baru untuk memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang perlu dikembangkan agar CTL mampu mencapai keberhasilan balajar dengan standar tinggi yaitu seperti, prinsip saling ketergantungan, prinsip belajar mandiri dan kerja sama, prinsip kebermaknaan dalam balajar, prinsip perpikir kritis dan kreatif, prinsip penilaian secara autentik.
Agar pembelajar dapat mencapai kompetensi maksimal, pengajar dapat melakukan berbagai usaha dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai materi, metode, teknik, strategi dan media untuk menunjang proses belajar-mengajar antara pengajar dengan pembelajar  melalui materi. Desain pembelajaran secara kontekstual tersebut dapat dirancang dengan memperhatikan komponen pembelajaran sebagai berikut. Pemilihan materi, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, interaksi belajar mengajar, penilaian hasil belajar.

Rabu, 28 November 2018

Berbahasa secara komunikatif dan santun

NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

BAB 10

BERBAHASA SECARA KOMUNIKATIF DAN SANTUN

Berbahasa  secara komunikatif berarti cara menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi-fungsi komunikasi bahasa agar mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Agar komunikasi dapat berjalan lancar, masing-masing orang akan berusaha dengan strateginya sendiri-sendiri. Penutur akan berusaha agar informasi atau pesan yang disampaikan dapat dikemas sebaik mungkin. Penutur berusaha menggunakan kalimat, pilihan kata, gaya bahasa, ragam bahasa dengan harapan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Sedangkan bagi pendengar, informasi atau pesan yang disampaikan penutur atau penulis diharapkan mudah ditangkap atau dipahami dengan mudah.
Fungsi komunikatif adalah cara bagaimana cara bahasa itu digunakan. Dengan demikian, fungsi komunikatif bahasa adalah bagaimana cara bahasa itu digunakan untuk berkomunikasi. Faktor penentu kesantunan adalah segala hal yang dapat memengaruhi pemakaian bahasa menjadi santun atau tidak santun. Banyak faktor yang menyebabkan komunikasi dapat gagal, antara lain mitra tutur tidak memiliki informasi lama sebagai dasar memahami informasi baru yang disampaikan penutur, mitra tutur tidak tertarik dengan isi informasi yang disampaikan petutur,mitra tutur tidak berkenan dengan cara menyampaikan informasi si penutur, apa yang diinginkan memang tidak ada atau tidak dimiliki oleh mitra tutur, mitra tutur tidak memahami yang dimaksud oleh penutur, dan jika menjawab pertanyaan, mitra tutur justru melanggar kode etik.
Faktor yang menentukan santun tidaknya pemakaian bahasa ditentukan oleh dua hal yaitu, faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan, faktor kebahasaan adalah segala unsur yang berkaitan dengan masalah bahasa, baik bahasa verbal maupun bahasa non verbal. Dengan sikap rendah hati, sebagai sikap lain akan tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang, seperti tenggang rasa, rasa malu, menjaga perasaan, rasa hormat, rukun, mau mengalah, mau berkorban. Semua itu merupakan nilai yang mampu mendukung kesantunan berbahasa seseorang.

Rabu, 21 November 2018

Resume pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa

NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

BAB 9

PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Istilah komunikatif dalam pengajaran bahasa (PB) muncul pertama kali dalam makalah willkins (1972) dengan judul grammatical, situational and national syllabus yang disampaikan dalam konferensi linguistik terapan di copenhagen. Sejak itu kepopuleran pengajaran bahasa secara komunikatif (PBK) menyebar keseluruh penjuru dunia dan mampu menggoyahkan konsep pengajaran bahasa yang dikembangkan oleh kaum struktural.
Di balik kedahsyatan konsep PBK dan kemampuan mencabik-cabik konsep kaum struktural yang telah mapan puluhan tahun, ternyata masih menimbulkan pertanyaan yang sampai sekarang belum mendapat keseragaman jawaban. Istilah kompetensi dari chomsky diartikan sebagai pengetahuan pembicara atau pendengar terhadap bahasanya. Dengan kata lain kompetensi adalah apa yang diketahui oleh si pemakai bahasa.pendapat chomsky ini kemudian meluas dan merambah keberbagai arah dan menimbulkan pro-kontra. Anthony menyatakan bahwa pendekatan adalah seperangkat asumsi yang saling berhubungan yang mengangkut hakikat bahasa, pengajaran bahasa, dan belajar bahasa. Metode adalah rancangan menyeluruh untuk menyajikan secara sistematis materi bahasa sehingga tidak ada bagian-bagian yang saling bertentangan karena semua rancangan telah didasarkan pada satu pendekatan tertentu.
Karena silabus disusun berdasarkan tindak bahasa maka akan terjadi pencampuradukan unsur-unsur tata bahasa sehingga silabus itu tidak terdapat pengurutan butir tata bahasa mana yang mudah untuk didahulukan dan mana yang sukar untuk dikemudiankan. Pertimbangan utama penyusunan silabus adalah kemampuan komunikatif yang bagaimana yang diperlukan pembelajar. Hal ini membutuhkan keahlian penyederhanaan berbagai fungsi komunikatif. Oleh karena itu, ada beberapa penyederhanaan fungsi komunikatif bahasa yang dapat digunakan untuk penyusunan silabus.

Kamis, 15 November 2018

Resume analisis wacana dalam pembelajaran bahasa

NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

Bab 8

Analisis wacana dalam pembelajaran bahasa

Kurikulum bahasa indonesia telah memasukkan pragmatik sehingga setiap unit pelajaran bahasa indonesia meliputi membaca, kosakata, struktur, menulis, pragmatik, dan apresiasi sastra/bahasa.
Analisis wacana sebagai studi bahasa yang didasarkan pada pendekatan pragmatik berarti mengkaji wacana bahasa dalam pemakaiannya berdasarkan konteks situasinya.wacana yaitu suatu konstruksi dari atas kalimat yang satu diikuti oleh kalimat lain, yang merupakan suatu leutuhan kontruksi dan makna.
Analisis wacana pada dasarnya ingin menganalisis dan menginterpretasi pesan yang dimaksud pembicara atau penulis dengan cara merekontruksi teks sebagai produk ujaran/tulisan kepada proses ujaran/tulisan sehingga diketahui segala konteks yang mendukung wacana pada saat diujarkan/dituliskan.
Teks bisa juga disebut sebagai wacana tulis maupun lisan, dengan demikian pada waktu kita menganalisis wacana sesungguhnya yang dianalisis adalah sebuah teks. Terdapat 7 syarat kewacanaan suatu teks yaitu diantara: kohesi, koherensi, intensionalitas, akseptabilitas, informativitas, situasionalitas, dan keinterwacanaan.
Analisis wacana menganalisis penggunaan bahasa dalam konteks situasi pembicara atau penulis, sedangkan penelitian wacana lebih difokuskan pada hubungan pembicara dengan ujaran dan terutama yang menjadi sebab penggunaannya. Dengan demikian analisis wacana akan mendeskripsikan apa yang dimaksudkan oleh pembicara dan mendengar melalui wacana tersebut.
Topik dalam suatu wacana tidak sama dengan topik dalam suatu kalimat. Analisis wacana merupakan analisis pemakaian bahasa. Bahasa dianalisis bukan sebagai produk tetapi sebagai proses, yaitu proses komunikasi. Di dalam berkomunikasi setidaknya ada dua orang yang terlibat.

Rabu, 07 November 2018

Resume analisis kesalahan dalam pembelajaran bahasa

NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

Bab 7

Analisis kesalahan dalam pembelajaran bahasa

Kesalahan berbahasa adalah penyimpangan kaidah dalam pemakaian bahasa. Kesalahan berbahasa dapat terjadi pada anak kecil maupun orang dewasa. Jika kesalahan itu dilakukan oleh anak kecil yang sedang dalam proses menguasai B1 biasanya disebut errors (silap). Sementara itu, jika penyimpangan dilakukan oleh orang dewasa (yang sudah dianggap menguasai bahasa pertama) disebut mistake (kesalahan).
Bahasa antara bukan kesalahan berbahasa, bahasa antara merupakan bahasa yang dihasilkan oleh seseorang yang sedang dalam proses menguasai bahasa kedua. Ciri utama bahasa antara adalah adanya penyimpangan sturktur lahir dalam bentuk kesilapan berbahasa. Kesilapan-kesilapan ini bersifat sistemis dan terjadi pada setiap orang yang berusaha menguasai bahasa kedua.
Sebab terjadinya kesalahan dalam proses balajar bahasa, proses sentral adalah proses belajar bahasa kedua atau bahasa asing yang terjafi pada sistem kognisi pembelajaran. Sistem kognisi berkembang sesuai dengan tahap perkembangan pikiran.
Langkah analisis kesalahan berbahasa, secara teoritis AKS dapat dipakai untuk menganalisis bahasa pembelajaran dengan tujuan untuk mendiagnosis kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh pembelajar dalam proses menguasai B2.
Menurut corder 1971 mengemukakan bahwa terdapat tiga tahap untuk AKS. Pertama, tahap mengenal kalimat-kalimat idiosinkretik. Kedua, mendeskripsikan bahasa antara berdasarkan pasangan-pasangan kalimat yang baik dan jelek strukturnya diatas tadi. Ketiga, adalah penjelasan.
Implikasi AKS dalam PBI, analisis kesalahan serta berbagai sebab terjadinya kesalahan dapat diterapkan untuk meningkatkan keberhasilan pencapaian tujuan pengajaran bahasa.

Kamis, 01 November 2018

Resume pembelajaran bahasa dalam masyarakat dwibahasa

NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

Bab 6

Pembelajaran bahasa dalam masyarakat dwibahasa

Dwibahasa adalah kemampuan seseorang yang menguasai dua bahasa dengan memiliki keterampilan membaca, menulis, menyimak dan berbicara yang dikuasai oleh penutur.
Kontak bahasa dalam masyarakat dwibahasa, masyarakat indonesia pada umumnya tergolong masyarakat dwibahasa. Mereka menguasai bahasa pertama (B1) bahasa daerah dan bahasa kedua (B2) bahasa indonesia. Ada sebagian kecil masyarakat multibahasa, disamping menguasai BD dan BI, juga menguasai bahasa asing. Meskipun demikian, proses penguasaan setiap bahasa bervariasi sesuai dengan perkembangan pembangunan masyarakat indonesia. Banyak gejala yang berhubungan dengan terjadinya masyarakat dwibahasa di indonesia khususnya ataupun di dunia pada umumnya. Salah satunya adalah kontak bahasa. Setiap bahasa yang bertemu dengan bahasa lain pasti terjadi kontak.
Tipologi kedwibahasaan, menurut (weinreich) terdapat 3 tipe kedwibahasaan yaitu kedwibahasaan majemuk, kedwibahasaan koordinatif, kedwibahasaan sub-ordinatif, menurut pohl teardapat tiga tipe kedwibahasaan, yaitu kedwibahasaan horizontal, kedwibahasaan vertikal dan kedwibahasaan diagonal. arsenan mengklasifikasikan kedwibahasaan menjadi dua yaitu kedwibahasaan produktif dan kedwibahasaan reseptif. Bahasa antara adalah yang dihasilkan oleh seorang pembelajaran yang sedang dalam proses penguasaan B2. Salah satu permasalahan yang perlu mendapat perhatian adalah sudahkah dalam penyusunan kurikulum pengajaran bahasa indonesia untuk masyarakat indonesia terlebih dahulu diawali dengan pengukuran kedwibahasaan masyarakat indonesia yang dapat dipandang sebagai dwibahasawan koordinatif.Pengukuran kedwibahasaan dapat dilakukan dari berbagai aspek. Mackey mengemukakan bahwa pengukuran kedwibahasaan dapat dilakukan melalui beberapa aspek yaitu, aspek tingkat, aspek fungsi, aspek pergantian dan aspek interferensi.

Jumat, 26 Oktober 2018

Analisis kontrastif (AK) dalam pembelajaran bahasa

NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

BAB 5

ANALISIS KONTRASTIF (AK) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Memahami AK, Hambatan terbesar dalam proses menguasai bahasa kedua (B2) adalah tercampurnya sistem bahasa pertama (B1) dengan sistem B2. Analisis kontrastif (AK) mencoba menjembatani kesulitan tersebut dengan mengontraskan kedua sistem bahasa yang ada untuk meramalkan kesulitan-kesulitan yang terjadi. Manusia memperoleh bahasa melalui proses yang sangat kompleks. Oleh karena itu, beberapa ahli mencoba untuk menghubungkan berbagai faktor yang ikut terlibat dalam proses penguasaan bahasa. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor bentuk bahasa dan faktor sistem bahasa yang akan mempengaruhi faktor-faktor psikologi.
Linguistik kontrastif adalah suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu bisa dilihat (lado,1957). AK menjadi semakin populer setelah muncul karya lado yang menguraikan secara panjang lebar mengenai cara-cara mengontraskan dua bahasa. Lado menganjurkan agar pengontrasan itu dilakukan terhadap fonologi, struktur gramatik, kosa kata serta sistem tulisan. Teknik pengontrasan dua sistem bahasa seperti itu oleh sementara orang digolongkan sebagai AK versi keras. Kelompok versi keras (VK) lebih jauh menuntut dilibatknnya sebagai teori linguistik dari para linguis, meskipun pandangan mereka berbeda-beda, dan menuntut agar kesemestaan bahasa dirumuskan dalam teori yang lebih komprehensif dan memberikan iuran yang memadai tentang sintaksis, semantik, dan fonologi, serta menuntut agar para linguis membekali diri dengan pengetahuan yang memadai tentang AK. Selain kelompok versi keras (AK) ada juga penganut AK versi lemah yang juga memiliki tuntutan terhadap linguis. Adapun tuntutan versi lemah (VL) antara lain. Versi lain dari VK dan VL adalah VM (versi moderat).
Kritik terhadap AK, Analisis kontrastif yang mencoba mengontraskan dua bahasa yang berbeda dengan maksud untuk mengenali sebab-sebab timbulnya interferensi dan meramalkan kesukaran belajar pembelajar ternyata menimbulkan berbagai kritik dari ahli bahasa maupun ahli pengajaran bahasa. Kritik pertama dikemukakan oleh ronald wardhaugh (1970) bahwa AK menimbulkan ke tidak pastian karena tidak memadainya teori linguistik yang ada. Kritik kedua dikemukakan oleh whitman dan jackson (1972), kesimpulannya AK baik secara teoritis maupun praktis hasilnya tidak memadai untuk meramalkan interferensi yang diperbuat oleh pembelajar. Kritik ketiga dikemukakan oleh brown (1980) bahwa AK yang populer itu ternyata hanya berhasil meramalkan kesulitan dalam bidang fonologi. Tetapi pada tataran sintaksis, dan leksikal interferensi itu sulit diramalkan. Hal ini karena semua itu lebih banyak dikoordinasi oleh faktor kognitif. Kritik keempat dikemukakan oleh abdul wahab, bahwa penerapan AK terhadap dua sistem bahasa yang sangat berbeda harus ditinjau kembali.

Jumat, 19 Oktober 2018

Proses belajar bahasa

NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

BAB IV

PROSES BELAJAR BAHASA

Kita sering berpikir, kakek nenek moyang dulu tidak pernah sekolah tetapi juga dapat berbahasa, mereka ketika belajar hanya menirukan orang-orang yang ada di sekitarnya. Ketika seseorang mulai belajar menguasai bahasa pertama (B1), mereka hidup dan tinggal di lingkungan  masyarakat penutur B1 tersebut, berusaha menguasai B1 untuk keperluan hidup dengan masyarakat sekitarnya. Sementara kita yang belajar bahasa di sekolah justru banyak melakukan kesalahan berbahasa.
Teori yang dikemukakan adalah hasil penelitian tiga ahli yang banyak menggumuli tentang proses penguasaan bahasa kedua atau bahasa asing, yaitu stephen krashen (1976), bialystok (1979) dan stevicks (1980).
Proses belajar bahasa model krashen, berdasarkan hasil penelitian krashen mengemukakan 5 teori penting yang selanjutnya dijadikan dasar oleh penelitian lain, pertama hipotesis pemerolehan dan belajar bahasa, kedua hipotesis urutan alamiah, ketiga hipotesis monitor, hipotesis masukan, hipotesis filter efektif.
Proses belajar bahasa model bialystok, dapat disimpulkan bahwa strategi belajar model bialystok terdapat empat tipe yaitu, praktik formal yaitu pembelajar membaca untuk menambah pajanan bahasa, praktik informal yaitu pejanan bahasa diperoleh melalui komunikasi alamiah, strategi monitoring yaitu pengetahuan sadar pemakaian bahasa oleh pembelajar untuk memperbaiki pengungkapan bahasa, dan inferensi (penyimpulan) yaitu proses pengujian hipotesis mengenai pengetahuan bahasa yang tidak dikenal sebelumnya.
Proses belajar model stevicks, diagram penguasaan bahasa yang di gambarkan oleh stevicks menggambarkan ciri-ciri sebagai berikut, hasil belajar disimpan dalam gudang pemerolehan, belajar bahasa bisa menjadi bahan output, peranan dan fungsi pemerolehan dan belajar tidak terlalu pisah secara ketat, faktor afeksi menjadi potensiometer yang bisa membuat pembelajar sensitif terhadap sistem yang diperoleh.

Jumat, 12 Oktober 2018

Resume pendekatan linguistik dalam pembelajaran bahasa indonesia

NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

Bab III
Pendekatan linguistik dalam pembelajaran bahasa indonesia

Perjalanan pembelajaran bahasa indonesia tidak dapat dilepaskan dari kurikulum yang pernah berlaku di indonesia dan perkembangan studi linguistik dunia. Seperti pada tahun 1945-1968 yaitu kurikulum pertama yaitu untuk membebaskan pengaruh penjajah belanda dalam proses pembelajaran di sekolah meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama. Baru pada 1975, kurikulum berubah ke PBI yang berbasis pada tujuan, setelah itu berlanjut dengan kurikulum 1984 yang berorientasi pada pokok bahasan, dengan surutnya kurikulum 1984, pemerintah mengganti dengan kurikulum 1994 yang dianggap sebagai kurikulum terbaik karena kurikulum jabaran ini sistematis dan jabaran materinya cukup lengkap. Selanjutnya Kurikulum 2004 yang di susun berdasarkan pendekatan kompetensi. Namun beberapa saat kemudian muncul nama baru yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang disahkan pada tahun 2006 dengan demikian diberi nama KTSP 2006, setelah KTSP 2006 dipandang perlu di sempurnakan maka pada tahun 2013 diberlakukan kurikulum baru yang disebut kurikulum 2013.
Asumsi linguistik tradisional dalam mengkaji bahasa dapat disebutkan bahwa studi bahasa didasarkan pada studi filsafat, studi bahasa bertolak dari bahasa tulis dan berbahasa harus benar berdasarkan kaidah. Linguistik tradisional berhasil mendeskripsikan ruang lingkup kajian bahasa meliputi fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik.
Pendekatan pengajaran bahasa berdasarkan teori pragmatik, sebelumnya menimbulkan pro dan kontra. Pendapat kontra menyatakan bahwa studi bahasa secara pragmatik berada diluar ruang lingkup kajian linguistik, sedangkan bagi kelompok pro, kajian bahasa secara pragmatik merupakan bagian dari kajian bahasa secara linguistik. Dari pendapat yang pro dan kontra tersebut, mengatakan bahwa kajian bahasa secara pragmatik merupakan bagian dari kajian linguistik. Kedua nya sama-sama mengkaji bahasa.

Jumat, 05 Oktober 2018

Resume Pendekatan psikologi dalam belajar bahasa

NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

Bab II
Pendekatan psikologi dalam belajar bahasa

Pendekatan psikologi diartikan sebagai asumsi-asumsi teoritis yang diyakini oleh psikologi tertentu yang saling berhubungan yang menyangkut hakikat belajar dan pengajaran pada diri seseorang.
Pendekatan behaviorisme, pandangan kaum behaviorisme tentang belajar dapat dikatakan sebagai proses membentuk asosiasi antara stimulus dan respon secara reflektif, proses belajar akan berlangsung apabila diberi stimulus bersyarat selain itu prinsip belajar pada dasarnya merupakan untaian stimulus respons, pavlov menyangkal adanya kemampuan bawaan.
Pendekatan Kognitivisme, menurut pandangan kaum kognitivisme perspektif bahwa para peserta didik memproses informasi dan pembelajaran melalui upaya mengorganisir, menyimpan dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.
Pendekatan humanisme, pandangan ini lebih memiliki fokus efektif selain itu manusia juga disebut sebagai makhluk yang utuh sebagai makhluk kognitif dan emosional. Guru adalah orang yang mengetahui segalanya diubah pada gagasan bahwa guru adalah fasilitator, proses kognitif tidak terlalu di pedulikan karena jika konteks diciptakan sebagaimana mestinya, pembelajar akan mempelajari sesuatu yang mereka perlukan.
Pandangan konstruktivisme, menurut pandangan kaum konstruktivisme belajar merupakan proses aktif dalam mengkonstruk makna, selain itu belajar juga untuk pembentukan struktur konseptual, pengembangan konsep dan pemahaman mendalam. Dalam hal ini belajar lebih menekankan pada proses bukan hasil, proses mengkonstruk pengetahuan melalui proses asimilasi dan akomodasi.

Jumat, 28 September 2018

Resume kondisi pembelajaran bahasa indonesia

Nama: RIZQOTUS SA'DIYAH
Prodi: pendidikan bahasa dan sastra indonesia 2017 A
Dosen pengampu: M. Bayu Firmansyah, S.S, M.Pd

Bab 1
Kondisi pembelajaran bahasa indonesia
Perkembangan bahasa indonesia dimulai sejak tahun 1944 - 1945. Pada tahun tersebut terdapat keragaman bahasa, sehingga ketika sumpah pemuda disepakati untuk memakai b.indonesia, pada awalnya bahasa indobesia berasal dari bahasa melayu riau dan bahasa indonesia juga menjadi bahasa kedua setelah bahasa ibu.
Pembelajaran bahasa indonesia (PBI) bagi bangsa indonesia melalui pendidikan formal secara yuridis tidak pernah berubah statusnya karena terikat oleh UUD 1945.
Permasalahan pembelajaran bahasa indonesia pendidikan formal sebagai berikut departemen pendidikan dan kebudayaan kehilangan orientasi dan melupakan amanah UUD 1945 dan UU sisdiknas dan RSBI dan SBI terperosok dan tertelan globalisasi, seperti: brunai darussalam menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa pengantar pendidikan dan bahasa negara, ada juga bangsa jepang, yang go internasional bukan orang jepang, tetapi produk ilmu, teknologi dan seni hasil.
Dampak positif globalisasi terhadap pembelajaran  bahasa indonesia. bahasa indonesia di kenal di kancah internasional,meningkatkan buku terjemah bahasa indonesia, meningkatkan pengetahuan masyarakat internasional.
Dampak negatif globalisasi terhadap pendidikan bahasa indonesia, seperti tidak menggunakan bahasa dengan benar, eksistensi bahasa indonesia dikalah kan oleh bahasa gaul dan bahasa lokal dan yang terakhir menurunkan derajat bahasa indonesia.
Bahasa indonesia sudah berkembang menjadi bahasa besar yang sejajar dengan bahasa besar lain di dunia. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu aspek internal, bahasa indonesia sudah memiliki kaidah yang berarti pedoman, seperti EYD, tata bahasa baku, KBBI dan pedoman pembentukan istilah. Aspek eksternal, bahasa indonesia adalah bahasa yang terbuka. permasalahan bahasa indonesia di berbagai bidang, seperti masalah politik, ekonomi dan keamanan.