Kamis, 16 April 2020

Validasi alat ukur dalam asesmen bahasa

RESUME EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Tentang :
“VALIDITAS ALAT UKUR DALAM ASESMEN BAHASA”

Disusun oleh :
RIZQOTUS SA’DIYAH (17188201034)
Dosen Pembimbing :
M. Bayu Firmansyah, S.S, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
PASURUAN

BAB VI : VALIDITAS ALAT UKUR DALAM ASESMEN BAHASA

Validitas merupakan suatu keadaan apabila suatu instrumen evaluasi dapat mengukur apa yang sebenarnya harus diukur secara tepat. Suatu alat ukur hasil belajar bahasa indonesia dikatakan valid apabila alat ukur tersebut benar-benar mengukur hasil belajar indonesia.
Validitas alat ukur tidak semata-mata berkaitan dengan kedudukan alat ukur sebagai alat, tetapi terutama pada kesesuaian hasilnya, sesuai dengan tujuan penyelenggaraan alat ukur.
Jenis-jenis validitas, 1. Validitas isi adalah ketepatan suara alat ukur ditinjau dari isi ukur tersebut. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas isi apabila isi / materi / bahan alat ukur tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif terhadap bahan pembelajaran yang diberikan. Artinya, isi alat ukur diperkirakan sesuai dengan apa yang telah diajarkan berdasarkan kurikulum.
2. Validitas konstruk berkaitan dengan konstruksi atau konsep bidang ilmu yang akan diuji validitas alat ukurnya. Validitas konstruk merujuk pada kesesuaian antara hasil alat ukur dengan kemampuan yang ingin diukur. Pembuktiannya adanya validitas konstruk alat ukur bahasa indonesia pada dasarnya merupakan usaha untuk menunjukkan bahwa skor yang dihasilkan suatu alat ukur bahasa indonesia benar-benar menyerminkan konstruk yang sama dengan kemampuan yang dijadikan sasaran pengukurnya.
3. Validitas ukuran / norma / standar alat ukur bahasa indonesia menunjuk pada pengertian seberapa jauh siswa yang sudah diajar dalam bidang bahasa indonesia menunjukkan kemampuan yang lebih tinggi dari pada yang belum diajar. Sebagai contoh, siswa yang telah diajarkan tentang pembaca pemahaman akan mempunyai kemampuan penguasaan pembaca pemahaman yang lebih tinggi dari pada siswa yang belum pernah diajar dalam hal tersebut.
4. Validitas sejalan atau validitas sama saat menunjuk pada pengertian apakah tingkat kemampuan seorang pada suatu bidang yang diteskan mencerminkan atau sesuai dengan skor bidang yang lain yang mempunyai persamaan karakteristik.
5. Validitas ramalan artinya ketepatan alat ukur ditinjau dari kemampuan alat ukur tersebut untuk meramalkan prestasi yang dicapai kemudian. Oleh karena itu, validitas ramalan baru dapat dilakukan pada masa mendatang setelah jangkan waktu tertentu. Suatu alat ukur hasil belajar dapat dikatakan mempunyai validitas ramalan yang tinggi jika hasil yang dicapai oleh siswa dalam alat ukur betul-betul dapat meramalkan sukses setidaknya siswa tersebut dalam pelajaran-pelajaran yang akan datang.
6. Validitas butir soal, uji validitas dilakukan pada taraf validitas tes secara keseluruhan, tanpa memperhatikan keadaan masing-masing butir tes secara sendiri. Jadi, suatu tes dikatakan valid, validnya menyangkut alat tes secara keseluruhan, belum tentu untuk semua butir soalnya. Oleh karena itu, suatu tes masih perlu dilihat validitasnya untuk tiap butir tes.

Kamis, 02 April 2020

Penyusunan asesmen bahasa nontes

RESUME EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Tentang :
“PENYUSUNAN ASESMEN BAHASA NONTES”

Disusun oleh :
RIZQOTUS SA’DIYAH (17188201034)
Dosen Pembimbing :
M. Bayu Firmansyah, S.S, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
PASURUAN

BAB V : PENYUSUNAN ASESMEN BAHASA NONTES
Penyusunan asesmen kinerja/unjuk kerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk mendemonstrasikan dan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja selalu melibatkan siswa di dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam praktik kehidupan mereka sehari-hari. Penilaian seperti ini memiliki karakteristik dasar, yaitu siswa diminta untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan).
Langkah-langkah untuk melakukan penilaian kinerja adalah: 1. Identifikasi semua langkah penting, 2. Tuliskan kemampuan-kemampuan khusus, 3. Tuliskan kemampuan yang akan dinilai yang dapat teramati dalam suatu format penilaian, 4. Urutkan kemampuan yang akan dinilai, 5. Sediakan instrumen dan rubrik penilaian.
Penyusunan asesmen portofolio, portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang menunjukkan atau memperlihatkan hasil pemikiran mereka, minat, hasil usaha, tujuan dan cita-cita mereka dalam berbagai aspek.
Diantara bahan yang dapat digunakan dalam penilaian portofolio di sekolah antara lain sebagai berikut: a. Penghargaan tertulis yang relevan dengan mata pelajaran, b. Hasil kerja biasa yang relevan dengan mata pelajaran, c. Hasil pelaksanaan tugas-tugas sehari-hari oleh siswa, d. Cacatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok, e. Contoh hasil pekerjaan, f. Catatan atau laporan dari pihak lain yang relevan, g. Daftar kehadiran siswa, h. Hasil ujian atau tes, dan i. Cacatan negatif (misalnya peringatan) tentang siswa.
Penyusunan asesmen proyek, yang dimaksud dengan istilah proyek disini adalah tugas yang harus diselesaikan siswa dalam periode tertentu. Dalam tahap perencanaan dan pembuatan spesifikasi proses suatu proyek, guru hendaknya melakukan hal-hal seperti berikut: a. Pemilihan topik, b. Pembuatan diagram terhadap topik yang akan diinvestigasi, c. Pembuatan rincian terhadap tahapan proses, d. Monitoring terhadap kerja proyek, e. Membuat pertimbangan dan cacatan, f. Penilaian yang dilakukan oleh siswa sendiri, g. Penilaian antar kelompok siswa, h. Penilaian yang dilakukan oleh guru, i. Pendugaan dan pelaporan prestasi, j. Membuat perkiraan yang seimbang, k. Mengombinasikan bukti proyek dengan bukti lain, l. Memonitoring perkembangan keterampilan pada lintas bidang pembelajaran.
Penyusunan asesmen diri adalah suatu jenis asesmen yang meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan tugas, status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Asesmen diri meliputi tiga proses dimana regulasi diri siswa mengamati dan menafsirkan perilaku dirinya. Pertama, siswa menghasilkan observasi sendiri yang berfokus pada aspek kinerja khusus yang relevan dengan standar kesuksesan. Kedua, siswa membuat pertimbangan sendiri dengan menentukan bagaimana kompetensi dapat dikuasai. Ketiga, siswa melakukan reaksi diri, menafsirkan tingkat pencapaian tujuan, dan menghayati kepuasan hasil reaksi dirinya.
Penyusunan asesmen sejawat adalah salah satu bentuk asesmen, dimana siswa dapat saling memberikan penilaian. Hasil penilaian sejawat dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai salah satu informasi penentuan keberhasilan siswa. Selain itu hasil penilaian sejawat dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyempurnakan suatu karya siswa. Dengan demikian, penilaian sejawat bertujuan untuk mengukur kompetensi yang dimiliki teman sejawat dan dapat pula untuk memberikan masukan kepada teman sejawat.
Penyusunan asesmen produk/penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap penguasaan siswa akan suatu keterampilan dalam membuat suatu hasil kerja dan kualitas hasil kerja siswa. Pengembangan produk meliputi tiga tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: 1. Tahap persiapan, 2. Tahap pembuatan produk (proses), 3. Tahap penilaian produk (appraisal).
Penyusunan asesmen sikap, sikap merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Berikut adalah daftar nilai utama: 1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan tuhan (religius), 2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri: jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, madiri, ingin tahu, dan cinta ilmu, 3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama: sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, dan demokratis, 4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan, 5. Nilai kebangsaan: nasionalis dan menghargai keberagaman.