Kamis, 25 April 2019

Resume Pragmatik



Resume pragmatik

Tentang : tindak tutur dan peristiwa tutur




Dosen pembimbing : M.bayu firmansyah S.S, M.Pd

Disusun oleh : RIZQOTUS SA'DIYAH
prodi : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034

Pendidikan bahasa dan sastra indonesia
STKIP PGRI PASURUAN
Jl.Ki hajar dewantara No.27-29 pasuruan
Tahun 2019

Bab 6
Tindak tutur dan peristiwa tutur
Tindak tutur, pada suatu saat tindakan yang ditampilkan dengan menghasilkan suatu tuturan akan mengandung 3 tindak yang saling berhubungan. Yang pertama adalah tindak lokusi, yang merupakan tindak dasar tuturan atau menghasilkan suatu ungkapan linguistik yang bermakna. Jika anda menghadapi kesulitan mengenai pembentukan suara dan kata secara benar untuk menghasilkan subuah tuturan yang bermakna dalam suatu bahasa (misalnya dikarenakan bahasa itu masih asing bagi anda atau lidah anda seakan-akan lumpuh), boleh jadi anda gagal menghasilkan suatu tindak lokusi.
Alat penunjuk tekanan illokusi (APTI), alat yang paling jelas untuk menunjukkan tekanan illokusi (alat penunjuk tekanan illokusi atau APTI) ialah jenis ungkapan dimana terdapat suatu celah untuk sebuah kata kerja yang secara eksplisit menyebutkan tindakan illokusi yang sedang di tunjukkan. Kata kerja yang demikian ini dapat dikatakan sebagai kerja kata performatif (Vp).
Kondisi fesilitas, ada harapan tertentu atau yang diharapkan secara teknis disebut sebagai kondisi filisitas, karena tampilan suatu tindak tutur diketahui seperti yang dimaksud. Terhadap beberapa kasus yang sudah jelas, tampilan itu menjadi tidak tepat (tidak sesuai) jika penuturnya bukan orang dalam konteks yang khusus (ini sebuah kasus tentang seorang hakim diruang sidang pengadilan.
Hipotesa performatif, suatu cara untuk memikirkan tentang tindak tutur yang sedang ditampilkan melalui tuturan ialah berasumsi bahwa setiap tuturan pokok (U) tetdapat suatu klausa, sama dengan yang telah disajikan sebelumnya, yang mengandung kata kerja performatif (Vp) yang membuat tekanan illokusi menjadi jelas. Itulah yang disebut dengan hipotesa performatif dan format dasar dari klausa.
Klasifikasi tindak tutur, sistem klasifikasi umum mencantumkan 5 jenis fungsi umum yang ditunjukkan oleh tindak tutur; deklamasi, repsentatif, ekspresif, direktif, dan komisif. Deklamasi ialah jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui tuturan. Representatif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini penutur kasus atau bukan. Pernyataan suatu fakta, penegasan, kesimpulan, dan pendeskripsian. Ekspresif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur. Tindak tutur itu mencerminkankan pernyataan-pernyataan psikologis dan dapat berupa pernyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan, atau kesengsaraan. Direktif ialah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini menyatakan apa yang menjadi keingingan penutur. Tindak tutur ini meliputi; perintah, pemesanan, permohonan, pemberian saran. Komisif ialah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk mengikatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan dimasa yang akan datang. Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur. Tindak tutur ini dapat berupa; janji, ancaman, penolakan, ikrar, dan dapat ditampilkan sendiri oleh penutur atau penutur sebagai anggota kelompok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar