Kamis, 04 April 2019

Resume pragmatik

RESUME
PRAGMATIK

Tentang:
Referensi dan inferensi
Disusun oleh:

RIZQOTUS SA’DIYAH  (17188201034)

Dosen Pembimbing:
M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd

                           PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (PGRI)
PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan

BAB 3
Referensi dan inferensi
Referensi dengan jelas terkait dengan tujuan penutur dan keyakinan penutur dalam pemakaian bahasa. Agar terjadi referensi yang sukses kita juga harus mengenali peran inferensi. Karena tidak ada hubungan langsung antara entitas-entitas dan kata-kata, tugas pendengar adalah menyimpulkan secara benar entitas mana yang dimaksudkan oleh penutur untuk dikenali dengan menggunakan suatu ungkapan pengacuan yang khusus. Tidaklah aneh bagi orang yang ingin mengacu kepada beberapa entitas atau orang tanpa mengetahui dengan pasti ‘sebutan’ apa yang akan menjadi kata terbaik untuk digunakan. Bahkan kita dapat menggunakan ungkapan-ungkapan samar berdasarkan kemampuan pendengar untuk menyimpulkan referen apa yang ada di dalam benak kita. Penutur bahkan menemukan nama-nama sebenarnya, tapi saya dapat menyimpulkan identitasnya ketika sekretaris menghubungkannya.
Pemakaian referensial dan pemkaian atribut if, pentinglah mengetahui bahwa tidak semua ungkapan acuan itu memiliki referen fisik yang dapat dikenali. Frasa nomina tidak tentu dapat dipakai untuk mengenali suatu entitas yang ada secara fisik, tetapi ungkapan-ungkapan itu juga dapat dipakai untuk menjelaskan entitas-entitas yang diasumsikan ada, tetapi tidak dikenal atau entitas-entitas sejauh yang kita ketahui.
Nama dan referen, versi reveren yang sedang disajikan di sini adalah referensi yang di dalamnya ada suatu ‘maksud dasar untuk mengenali’ dan suatu kerja sama ‘pengenalan tujuan’di lapangan. Proses ini tidak hanya membutuhkan kerja antara seorang penutur dan seorang pendengar; proses ini tampaknya berfungsi, dalah istilah kaidah,antara seluruh anggota masyarakat yang memiliki secara bersama-sama suatu bahasa dan budaya umum. Yaitu, ada suatau kaidah bahwa ungkapan-ungkapan pengacuan tertentu akan digunakan untuk mengenali entitas-entitas tertentu pada suatu landasan yang teratur.
Peranan ko-teks, suatu ko-teks adalah sekedar suatu bagian lingkungan linguistik di mana ungkapan pengacuan dipakai. Lingkungan fisik, atau konteks, mungkin lebih mudah dikenali karena memiliki pengaruh yang kuat tentang bagaimana ungkapan pengacuan itu harus diinterprestasikan.
Referensi anaforik, pembahasan yang terdahulu berkenaan dengan tindakan referensi tunggal. Akan tetapi sebagian besar dari percakapan dan penulisan kita, kita harus mengawasi / mencatat siapa atau apa yang sedang kita bicarakan lebih banyak dari satu kalimat pada suatu saat. Sesudah pengenalan awal dari beberapa entitas, penutur akan memakai ungkapan-ungkapan yang bervariasi untuk tetap menjaga referensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar