RESUME
PRAGMATIK
Tentang:
Praanggapan dan entailmen
Disusun oleh:
RIZQOTUS SA’DIYAH (17188201034)
Dosen Pembimbing:
M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (PGRI)
PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan
Bab 4
Praanggapan dan entailmen
Pada pembahasan tentang referensi yang lalu, terdapat gagasan yang menarik bahwa penutur menganggap informasi tertentu sudah diketahui oleh pendengarnya karena informasi tertentu itu dianggap sudah diketahui , maka infirmasi yang demikian biasanya tidak akan dinyatakan dan akibatnya akan menjadi bagian dari apa yang disampaikan tetapi tidak dikatakan. Istilah-istilah presubposisi dan entailmen secara teknis dipakai untuk mendekruisikan dua aspek yang berbeda dari jenis informasi ini. Presupposisi adalah sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan.yang memiliki presubposisi adalah penutur, bukan kalimat. Entailmen adalah suatu yang secara logis ada atau mengikuti apa yang ditegaskan didalam tuturan. Yang memiliki entailmen adalah kalimat, bukan penutur.
Jenis-jenis presupposisi, dalam analisis tentang bagaiman asumsi-asumsi penutur diungkapkan secara khusus, presupposisi sudah diasosiasikan dengan pemakaian sejumlah besar kata, frasa dan struktur. Di sini kita akan menganggap bentuk-bentuk lingistik ini sebagai petunjuk-petunjuk presupposisi potensial, yang hanya akan menjadi presupposisi yang sebenarnya dalam konteks dengan penutur. Juga ada sejumlah bentuk lain yang mungkin paling baik dianggap sebagai sumber presupposisi leksikal. Pada umumnya, dalam presupposisi leksikal, pemakaian suatu bentuk dengan makna yang sinyatakan secara konvensional ditafsirkan dengan presupposisi bahwa suatu makna lain (yang tidak dinyatakan) dipahami. Disamping presupposisi yang diasosiasikan dengan pemakaian kata-kata dan frasa-frasa tertentu, adapula presupposi struktural. Dalam hal ini, struktur kalimat-kalimat tertentu telah dianalisis sebagai presupposisi secara tetap dan konvensional bahwa bagian struktur itu sudah diasumsikan kebenarannya. Kita mungkin mengatakan bahwa penutur dapat memakai struktur-struktur yang sedemikian untuk memperlakukan informasi seperti yang diprasangkakan (karena, dianggap benar) dan dari sini kebenarannya diterima oleh pendengar.
Masalah proyeksi ada suatu harapan dasar bahwa presupposis kalimat sederhana akan berlangsung benar apa bila kalimat sederhana itu menjadi bagian dari kalimat yang lebih kompleks. Inilah salah satu versi gagasan umum bahwa arti dari keseluruhan kalimat itu merupakan gabungan dari arti bagian-bagian kalimat itu, akan tetapi, arti dari bagian presupposis ( sebagai ‘bagian-bagian’) tidak mampu menjadi arti dari beberapa kalimat kompleks (sebagai ‘ keseluruhan’). Hala ini dikenal sebagai masalah proyeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar