NAMA : RIZQOTUS SA'DIYAH
PRODI : PBSI 2017 A
NIM : 17188201034
DOSEN PENGAMPU : M.BAYU FIRMANSYAH, S.S, M.Pd
BAB 5
ANALISIS KONTRASTIF (AK) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
Memahami AK, Hambatan terbesar dalam proses menguasai bahasa kedua (B2) adalah tercampurnya sistem bahasa pertama (B1) dengan sistem B2. Analisis kontrastif (AK) mencoba menjembatani kesulitan tersebut dengan mengontraskan kedua sistem bahasa yang ada untuk meramalkan kesulitan-kesulitan yang terjadi. Manusia memperoleh bahasa melalui proses yang sangat kompleks. Oleh karena itu, beberapa ahli mencoba untuk menghubungkan berbagai faktor yang ikut terlibat dalam proses penguasaan bahasa. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor bentuk bahasa dan faktor sistem bahasa yang akan mempengaruhi faktor-faktor psikologi.
Linguistik kontrastif adalah suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu bisa dilihat (lado,1957). AK menjadi semakin populer setelah muncul karya lado yang menguraikan secara panjang lebar mengenai cara-cara mengontraskan dua bahasa. Lado menganjurkan agar pengontrasan itu dilakukan terhadap fonologi, struktur gramatik, kosa kata serta sistem tulisan. Teknik pengontrasan dua sistem bahasa seperti itu oleh sementara orang digolongkan sebagai AK versi keras. Kelompok versi keras (VK) lebih jauh menuntut dilibatknnya sebagai teori linguistik dari para linguis, meskipun pandangan mereka berbeda-beda, dan menuntut agar kesemestaan bahasa dirumuskan dalam teori yang lebih komprehensif dan memberikan iuran yang memadai tentang sintaksis, semantik, dan fonologi, serta menuntut agar para linguis membekali diri dengan pengetahuan yang memadai tentang AK. Selain kelompok versi keras (AK) ada juga penganut AK versi lemah yang juga memiliki tuntutan terhadap linguis. Adapun tuntutan versi lemah (VL) antara lain. Versi lain dari VK dan VL adalah VM (versi moderat).
Kritik terhadap AK, Analisis kontrastif yang mencoba mengontraskan dua bahasa yang berbeda dengan maksud untuk mengenali sebab-sebab timbulnya interferensi dan meramalkan kesukaran belajar pembelajar ternyata menimbulkan berbagai kritik dari ahli bahasa maupun ahli pengajaran bahasa. Kritik pertama dikemukakan oleh ronald wardhaugh (1970) bahwa AK menimbulkan ke tidak pastian karena tidak memadainya teori linguistik yang ada. Kritik kedua dikemukakan oleh whitman dan jackson (1972), kesimpulannya AK baik secara teoritis maupun praktis hasilnya tidak memadai untuk meramalkan interferensi yang diperbuat oleh pembelajar. Kritik ketiga dikemukakan oleh brown (1980) bahwa AK yang populer itu ternyata hanya berhasil meramalkan kesulitan dalam bidang fonologi. Tetapi pada tataran sintaksis, dan leksikal interferensi itu sulit diramalkan. Hal ini karena semua itu lebih banyak dikoordinasi oleh faktor kognitif. Kritik keempat dikemukakan oleh abdul wahab, bahwa penerapan AK terhadap dua sistem bahasa yang sangat berbeda harus ditinjau kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar